ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) atau Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan.
Umumnya ADHD mulai sering terjadi pada anak menginjak usia remaja. Namun dapat bertahan sampai dewasa jika tidak ditangani dengan benar. Remaja ADHD cenderung lebih impulsif, mengambil keputusan dengan cepat, dan mungkin menghargai imbalan jangka pendek atas konsekuensi jangka panjang.
Studi terbaru bahkan mengemukakan bahwa remaja ADHD memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan seks pranikah dan secara signifikan lebih mungkin menjadi orangtua pada usia 12-19 tahun.
Namun, penelitian tersebut juga belum tentu benar dan memerlukan penelitian lebih lanjut lagi. Sebab banyak juga remaja ADHD yang tidak terjerumus dalam hal negatif, selama orangtua berperan penuh dalam memberi perhatian dan didikan.
Peran Orangtua bagi Remaja ADHD
Agar lebih jelas, berikut gejala ADHD yang terjadi pada anak-anak seperti yang dikutip dari situs penyedia Halodoc Konsultasi Dokter:
1. Sulit Memusatkan Perhatian
Anak ADHD kerap sulit memperhatikan arahan dari orang lain, atau pelajaran dari guru ketika sudah sekolah, seperti:
- Tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu.
- Fokusnya mudah teralihkan.
- Sering terlihat seperti tidak mendengarkan pembicaraan atau arahan, bahkan ketika diajak berbicara langsung.
- Tidak memperhatikan hal-hal detail.
- Ceroboh.
- Sulit mengatur tugas dan aktivitas yang dijalani.
- Sulit mengikuti instruksi untuk mengerjakan sesuatu.
- Sering kehilangan barang-barang yang digunakan sehari-hari.
- Tidak menyukai aktivitas yang perlu memusatkan perhatian, seperti mengerjakan PR.
2. Perilaku Hiperaktif dan Impulsif
Contoh perilaku hiperaktif dan impulsif yang ditunjukkan anak ADHD adalah:
- Sulit untuk diam di tempat duduknya ketika mengikuti pelajaran di kelas.
- Kebiasaan menggerakkan bagian tubuh, terutama kaki atau tangan, ketika sedang duduk.
- Sulit melakukan aktivitas dengan tenang.
- Berlari-lari atau memanjat sesuatu di saat yang tidak tepat.
- Sering memotong pembicaraan orang lain.
- Berbicara terlalu banyak.
- Sering mengganggu aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.
- Tidak dapat diam dan selalu ingin bergerak.
Peran dan kehadiran orangtua dalam tumbuh kembang anak ADHD sangatlah penting. Jika Si anak mulai menunjukkan berbagai gejala yang telah disebutkan tadi, segera download aplikasi Halodoc konsultasi dokter untuk bertanya lewat chat, atau buat janji dengan dokter anak di rumah sakit.
Perlu diketahui bahwa gejala ADHD seringkali dianggap sama dan sulit dibedakan dengan perilaku anak yang normal. Banyak dari orangtua yang mengira bahwa anaknya hanya nakal dan kelewat aktif saja. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya menganggap segala kelainan pada tumbuh kembang anak sebagai hal yang penting, dan berkonsultasi dengan dokter jika anak terlihat menunjukkan perilaku tak wajar.